Rabu, 29 Oktober 2008

SMPN 2 PONDOK AREN MENUJU SSN


By YUSEP PRIHANTO

Untuk menjadi sekolah dengan predikat berprestasi memang tak semudah membalik telapak tangan. Sebab untuk mencapai hal itu dibutuhkan perencanaan yang sangat matang dengan memperhatikan kondisi SWOT: Strongness, Weakness, Oportunity, Treatment.
Awal tahun pelajaran 2006/2007 ini, SMPN 2 Pondok Aren baru saja terjadi rotasi kepemimpinan yang sebelumnya dijabat oleh Bapak Drs. Antasa, kini telah digantikan oleh Bpk. Alan Suherlan, S.Pd. Pak Alan adalah orang baru dengan wajah lama. Artinya, tahun 1995 – 2001, beliau pernah menjadi Pelaksana harian (Plh) di sekolah ini sebelum hijrah ke Kresek.
Dengan rotasi kepemimpinan ini, para guru dan staf merasa antusias untuk membawa sekolah ini meraih predikat sekolah berprestasi. Sudah barang tentu kalimat sederhana ini mengandung makna yang dalam. Karena mencakup berbagai hal antara lain keberhasilan siswa dalam bidang akademis dan non akademis, kinerja guru dan staf yang tangguh serta dukungan sarana dan prasarana pendidikan memadai.
Guna mencapai sasaran tersebut disertai komitmen untuk meminimalisir berbagai penyimpangan yang mungkin terjadi, maka Pak Alan sebagai top manajer berupaya melakukan pembenahan-pembenahan ke dalam.
Salah satu langkah awal yang diambil adalah mengadakan penyusunan progam jangka panjang dan pendek yang diadakan di Wisma Puncak, Cibodas pada tanggal 20-21 Januari 2007 dengan melibatkan beberapa unsur intern sekolah, seperti Wakasek, para PKS, perwakilan Guru, Tata Usaha, Koperasi dan lain-lain, yang berjumlah 12 orang.
Kegiatan ini merupakan langkah penting bagi sebuah organisasi yang ingin berkembang lebih maju. Dimana segala sesuatunya harus selalu di rencanakan dengan baik. Oleh karenanya pada kesempatan yang baik itu disusunlah sebuah rancangan program menuju masa depan sekolah. Mulai dari visi dan misi sekolah, program peningkatan mutu guru hingga anggaran biaya dibutuhkan oleh sekolah dalam setiap kegiatan pertahun. Semua itu direncanakan, dikalkulasi dan diprediksi sedemikian rupa agar kelak di kemudian hari tidak terjadi anggaran yang lebih besar pasak dari pada tiang ataupun penyimpangan.
Yang terpenting adalah bahwa kegiatan penyusunan program ini dilakukan secara demokratis dan bahkan melalui proses perdebatan seru demi mencapai sebuah komitmen yang best of the best. Komitmen itu tentu saja komitmen yang memelihara kesatuan dan persatuan yang digunakan untuk memajukan sekolah.


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Home Improvement. Powered by Blogger